Senin, 30 April 2012

perkara laporan, begadang..smpe brtumpahan smua mnuman,,ujung2ny mnum dr lntai



TUGAS RANGKAIAN LISTRIK
ALARM BANJIR SEDERHANA
17052011814.jpg
Oleh:
RIKARDO SITUMORANG
4103121056








Kata Pengantar
     Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan kasih karunianya penulis dapat menyelesaikan buku ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
            Adapun buku ini berisi tentang Alarm Banjir beserta gambar rangkaian, komponen-komponen yang digunakan, prinsip dan cara kerjanya.
            Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyempurnaan dari buku dan alat ini. Sehingga buku dan alat ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
            Dalam perakitan alat ini penulis masih banyak memiliki kelemahan dan kekurangan, untuk itu penulis mohonmasukan dannkritikan dari pembaca supaya alat ini bisa lebih bermanfaat.

            Dalam penulisan buku tentang Alarm Banjir ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu,  penulis mohon masukan dan kritikan dari pembaca yang membangun demi sempurnanya buku ini.


Medan, 28 Februari 2011
Penulis









BAB I  PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang Masalah
Masalah yang dihadapi manusia saat ini adalah masalah yang timbul akibat ulah manusia itu sendiri, terutama manusia yang hanya ingin mengambil keuntungan dari alam tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya terhadap alam maupun manusia yang lain. Banyak manusia yang dengan sadar ataupun secara tidak sadar telah menciptakan masalah untuk hidupnya sendiri. Halmyang paling sering dilakukan manusia sekarang adalah tidak peduli dengan lingkungannya dan alam sekitarnya. Contohnya adalah menebang hutan secara sembarangan dan membuang sampah di sembarang tempat sehingga menimbulkan bencana.
Bencana alam yang sering terjadi akibat ulah manusia adalah bencana banjir. Akhir-akhir ini telah sering kita mendengar berita di televisi yang mangabarkan tentang bencana banjir di beberapa daerah di indonesia. Seperti telah dibahas sebelumnya, bencana banjir itu terjadi akibat ylah manusia itu sendiri. Sebagai contoh di kota Medan yang sering mengalami banjir saaat musim hujan. Di kota Medan sistem drainasenya masih kurang bagus dan tata ruang kota yang masih belum teratur. Juga akibat ulah warga yang membuang sampah di sembarang tempat seperti kesungai ataupun parit sehingga mengakibatkan parit sumbat saat musim hujan dan akhirnya terjadi banjir.
Banjir sering terjadi saat malam hari. Sehingga saat terjadi banjir, banyak warga yang tidak mengetahui karena masih dalam kondisi tertidur. Akibatnya banyak kerugian yang terjadi karena para warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka. Misalnya adalah barang-barang elektronik yang biasa di letakkan berada dekat dengan lantai seperti televisi, dvd, vcd, speaker dan lain-lain.
Tentu hal ini bisa di antisipasi dengan cara membuat suatu alat peringatan dini sebelum air mencapai ketinggian lantai rumah sehingga warga bisa sempat memindahkan barang-barang yang bisa di selamatkan sebelum air masuk kerumah.
Dengan alasan ini lah saya mencoba memanfaatkan sirine tiga suara sebagai alat untuk peringatan dini untuk memberitahu air akan masuk kedalam rumah supaya dapat meminimalisir kerugian akibat banjir



1.2      TUJUAN PEMBUATAN ALAT
          Setelah mempelajari rangkaian listrik dan melakukan praktukum rangkaian listrik di laboraotium alat listrik di Universitas Negeri Medan, setiap mahasiswa dituntut untuk membuat sebuah alat elektronik yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Halm ini ditujukan untuk melatih mahasiswa  untuk membuat karya tulis dan membuat alat dan untuk mengetahui seberapa jauh mahasiswamengetahui tentang rangkaian listrik yang telah diberikan kepada mahasiswa tersebut. Adapun tujuan yang lebih lanjut dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Memberikan penjelasan dan cara kerja secara garis besar dari proyek elektronik yang dibuat “sirene banjir”.
2.      Memberikan pengenalan dasar tentang rangkaian elektronik dan komponen-kompone yang digunakan dalam rangkain.
3.      Sebagai syarat kelulusan dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Rangkaian Listrik tahun ajaran 2010/2011.
4.      Menambah wawasan penulis tenteng rangkaian listrik.
5.      Melatih penulis untukm membuat karya tulis.

1.3      BATASAN MASALAH
            Karena luasnya lingkup dalam bidang elektronika, maka penulis membatasi maasalah yang akan di bahas. Adapun hal-hal yang akan dibahas adalah pembuatan sirene dari sederhana saja yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman dan pengertian tentang masalah-masalah ndalam sirene. Dan dalam makalah ini penulis mencoba menjelaskan tentang pembuatan sirene peringatan banjir secara garis besarnya yang terdiri dari 5 bab yang terdiri dari Pendahuluan, Landasan Teori, Analisa Rangkaian, Cara Pengoperasian alat, kesimpulan dan penutup. Yang masing-masing bab akan menguraikan masalah-masalah yang ada dalam sirene ini dengan harapan agar mudah dapat dimengerti dan dipahami dan sebagai acuan penulis dalam pembuatan makalah ini agar tidak terlalu jauh menyimang dari pokok masalah yang dibahas.


1.4      METODE PENULISAN
Dalam perencanaan dan pembuatan alat ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
         Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan mencari literatur untuk memperoleh data yang berhubungan dengan alat yang dibuat.

2. Metode Observasi
Metode ini merupakan metode dengan melakukan penelitian dan mempelajari peralatan yang sudah ada untuk dikembangkan penulis menjadi suatu sistem yang dapat bekerja dengan baik
3. Metode Eksperimen
Metode ini dilakukan dengan melakukan serangkaian kegiatan mencoba mreakit alat di kost  yang meliputi perancangan, uji-coba, pembuatan, pengukuran, pengujian dan analisa benda kerja.

1.5      Sistematika Penulisan
          Untuk memberi gambaran yang jelas tentang susunan materi yang dibahas dalam Laporan Tugas Akhir ini, sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab  ini membahas mengenai Latar Belakang, Tujuan, Pembatasan Masalah, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar teori dari masing–masing bagian yang menjadi paduan atau dasar dari pembuatan tugas  akhir.
BAB III PRINSIP KERJA RANGKAIAN
Pada bab ini akan menerangkan mengenai cara kerja sirine tiga suara sebagai alarm banjir.
BAB IV PEMBUATAN ALAT
Pada bab ini membahas mengenai proses perancangan dan pembuatan benda kerja baik komponen serta bahan dan alat yang dipergunakan.
BAB V  PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ALAT
Dalam bab ini akan membahas tentang uji coba rangkaian dan alat apakah rangkaian telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan.


BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan seluruh proses perancangan dan pembuatan tugas akhir ini serta penyelesaian laporannya.
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP PENULIS









BAB II. Landasan Teori
2.1      Sirene
            Seiring dengan berkembangnya zaman, peralatan elektronik semakin hari semakin berkembang dan semakin canggih. Meskipun begitu masih banyak juga peralatan elektronik sederhana yang masih digunakan untuk membantu dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya sirene ini, meskipun dari jenis dan kemapuan yang sederhana tetapi dalam kegunaaanya sangat bermanfaat. Sistem penggunaannya bukan menggunakan sensor tetapi masih digunakan secara manual.
            Sirene ini merupakan peralatan elektronik yang canngih namun masih sederhana yaitu suatu alat yang dirangkai dari komponenen-komponen seperti transistor, kapasitor, dioda, resistor dll. Yang semuanya merupakan dari jenis komponen elektronika yang sangat sederhana banyak dan mudah didapat. Rangkaian sirene ini merupakan rangkaian elektronika yang dapat mengeluarkano output dalam bentuk gelombang bunyi yang berfungsi sebagai alat pemberi tahu sederhana.
            Sirene adalah sebuah perangkat elektrnik dimanaooutputdari rangkaian sirene ini adalah dalam bentuk suara atau gelombang bunyi yang keluar dari speaker. Sirene ini berfungsi sebagai sebagai alat pemberi tahu atau peringatan sehingg prngaruh suara dalam penyajiannya sangat diperlukan untuk menarik perhatian pendengar sehingga orang yang mendengar suara atau bunyi tersebutsaat langsung mengetahui bahwa suara atau bunyi yang didengar itui adalah suara  sirene. Disini saya mmengaplikasikan sirene ini sebagai alat peringatan banjir sederhana.


2.2      Teori dasar elektronika
            Dalam eleltronika, komponen-komponen nya dibedakan menjadi dua jenis komponen, yaitu:
1.      Komponen aktif
2.      Komponen pasif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya membutuhkan sumber tegangan dan sumber arus, misal nya seperti dioda, resistor kapasitor trafo dan lain-lain. Sedangkan komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memmerlukan sumber tegangan dan sumber arus tersendiri misalnya transistor, tranducer, scr, relay, integrated circuit dan lain-lain. Namun disini saya hanya akan menjelaskan uraian dari komponen-komponen yang digunakan dalam pembuatan rangkaian saya, yaitu “sirine “.

A.    Resistor
            Resistor merupakan salah satu komponen terpenting pada sebuah rangkaian elektronika. Anda dapat melihat resistor hampir pada semua rangkaian elektronika Beberapa fungsi dari Resistor ialah sebagai berikut:
1.      Membatasi arus listrik yang mengalir ke komponen lain. Beberapa komponen elektronika, misalnya LED (Light Emiting Diode) membutuhkan arus listrik agar bisa bekerja. Tetapi apabila arus yang mengalir pada LED tersebut terlalu besar maka dapat merusak LED tersebut. Anda dapat menggunakan resistor untuk mengatasi masalah ini.
2.      Mengurangi tegangan pada suatu bagian di rangkaian elektronika. Beberapa rangkaian elektronika membutuhkan tegangan kerja yang berbeda – beda pada setiap bagiannya. Hal ini dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan resistor. Sambungan resistor seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. merupakan rangkaian pembagi tegangan. Misalnya anda mempunyai 2 buah resistor yang nilainya sama, maka tegangan diantara kedua resistor tersebut ialah setengah dari tegangan yang menyuplai resistor tersebut.
Gambar 1. Resistor sebagai pembagi tegangan
Nilai dari sebuah resistor dinyatakan dalam satuan Ohm, dan direpresentasikan dengan huruf dari abjad Yunani yaitu Ω (Omega). Semakin tinggi “Ohm” dari suatu resistor maka semakin besar pula resistansi dari resistor tersebut.Secara umum tipe resistor ada dua macam, yaitu Resistor tetap (fixed resistor) dan Resistor Variabel (variable resistor).
Perbedaannya adalah sebagai berikut:
Resistor tetap mempunyai nilai resistansi yang sudah ditentukan. Nilai resistor tersebut biasanya dibaca menggunakan kode warna. Kode warna dimulai pada gelang yang paling dekat dengan ujung resitor, kode warna biasanya terdiri atas 4, 5 atau bahkan 6 gelang warna.
Gambar 2. Kode warna pada Resistor
Resistor variabel atau yang biasa disebut potensiometer memiliki tahanan yang dapat berubah – ubah secara kontinyu dari nilai resistansi yang paling rendah (minimum) sampai nilai resistansi yang paling besar (maksimum). Nilai maksimum potensiometer biasanya tercetak pada potensiometer itu sendiri. Tidak semua resistor menggunakan kode warna. Kadang nilai resistor mungkin tercetak pada resistor itu sendiri tanpa menggunakan kode warna. Resistor seperti ini biasanya disebut precision resistor, nilai sebenarnya resistor ini sangat mendekati atau sama dengan apa yang tercetak pada resistor tersebut.

B.    Transistor
Transistor  adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur cm.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
C.     Kondensator
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut farad dari nama Michael Faraday, Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alesandro Volta,seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore” bahasa Perancis, ondensateur,Indonesia dan Jerman kondensator atas Spanyol ondensador.
§  Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
 Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.
§  Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.
 Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).


D.     Dioda 
Dalam elektronika, dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda varikap (VARIable CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator terkendali tegangan.
Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katub pada transmisi cairan.
Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benar-benar menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi mempunyai karakteristik listrik tegangan-arus taklinier kompleks yang bergantung pada teknologi yang digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
Awal mula dari dioda adalah peranti kristal cat” whisker dan tabung hampa (juga disebut katup termionik). Saat ini dioda yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon atau geranium.
Walaupun dioda kristal (semikonduktor) dipopulerkan sebelum dioda termionik, dioda termionik dan dioda kristal dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan. Prinsip kerja dari dioda termionik ditemukan oleh Frederick Guthie pada tahun 1873. Sedangkan prinsip kerja dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti Jerman, Karl Ferdinand Braunn. Pada waktu penemuan, peranti seperti ini dikenal sebagai penyearah (rectifier). Pada tahun 1919, William Henry Ecless memperkenalkan istilah dioda yang berasal daridi berarti dua, dan ode (dari ὅδος) berarti "jalur". Prinsip kerja dioda termionik ditemukan kembali oleh Thomas Edisonebruari 1880 pada 13  dan dia diberi hak paten pada tahun 1883 namun tidak dikembangkan lebih lanjut. Braun mematenkan penyearah kristal pada tahun 1899. Penemuan Braun dikembangkan lebih lanjut oleh Jagdis Chandra Bose menjadi sebuah peranti berguna untuk detektor radio.




E.     LED
Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidakkoheren ketika diberi tegangan maju.
Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet dekat atauinframerah dekat.
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan - elektron dan lubhang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat enerrgi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.
Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya. Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan tegangan beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan jebol menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya.

F.     Trimpot
Trimpot (Trimmer Potentiometer) Adalah Jenis resistor berupa potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya dengan cara mentrim dengan menggunakan obeng trim. Pada televisi, trimpot biasanya digunakan untuk mengatur besaran arus pada rangkaian oscilator, rangkaian driver, atau pada penyetelan keseimbangan putih (white balance). bagian-bagian yang menggunakan trimpot berarti bagian tersebut tidak sering dilakukan penyetelan dan biasanya hanya ditujukan untuk maintenance.



G.    PCB
Papan Rangkaian Tercetak (PRT) atau sering juga disebut PCB (Printed Circuit Board) merupakan papan pemasangan komponen elektronika yang jalur hubungannya menggunakan papan berlapis tembaga. Pembentukan jalur PCB dilakukan dengan cara etching (pelarutan), dimana sebagian tembaga dilepaskan secara kimia dari suatu papan lapis tembaga  kosong (blangko). Tembaga yang tersisa beserta alasnya itulah yang akan membentuk jalur pengawatan PCB. Papan Berlapis Tembaga Papan berlapis tembaga disebut juga Cupper Clade Board. Pembuatan papan berlapis tembaga dilakukan dengan cara laminasi yaitu melekatkan lembaran tipis tembaga dengan ketebalan 0,0014 inchi sampai dengan 0,0042 inchi  di atas substrat atau alas. Substrat terbuat dari bahan Phenolik atau bahan serat gelas (fibre glass). Papan rangkaian yang terbuat dari bahan Phenolik tidak boleh digunakan pada frekuensi di atas 10 MHZ, karena akan mengakibatkan kerugian signal. Papan Phenolik biasanya berwarna coklat. Papan rangkaian yang terbuat dari bahan serat gelas mampu menangani frekuensi sampai dengan 40 MHz. Papan ini mempunyai warna kehijauan dan semi transparan.


H.    loud speaker
Pengerassuara Inggris loudspeaker atau speaker saja) adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk selaput.
Dalam setiap sistem penghasil suara, penentuan kualitas suara terbaik tergantung dari speaker. Rekaman yang terbaik, dikodekan ke dalam alat penyimpanan yang berkualitas tinggi, dan dimainkan dengan deck dan pengeras suara kelas atas, tetap saja hasilnya suaranya akan jelek bila dikaitkan dengan speaker yang kualitasnya rendah. Sistem pada speaker adalah suatu komponen yang membawa sinyal elektronik, menyimpannya dalam CDs, tapes, dan DVDs, lalu mengembalikannya lagi ke dalam bentuk suara aktual yang dapat kita dengar. Dalam artikel ini, akan dijelaskan bagaimana sebuah speaker melakukan proses tersebut. Selain itu juga akan dibahas mengapa speaker dirancang berbeda-beda dan bagaimana perbedaan tersebut menimbulkan efek yang berbeda pula terhadap kualitasnya.
 Speaker adalah sebuah teknologi menakjubkan yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap budaya kita. Namun disamping semua itu, sebenarnya speaker hanyalah sebuah alat yang sangat sederhana.

I.       Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen eletronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan rangkaian pengontrolan.

J.       Baterai
Baterai adalah alat listrik kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
1.     batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai)
2.     seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)
3.     pasta sebagai elektrolit (penghantar)
Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang dinamakan rechargeable batere yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang biasa terdapat pada telepon genggam.    Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder. Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik.

K.     Kabel
Kabel dalam bahasa Inggris disebut cable merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain. Kabel seiring dengan perkembangannya dari waktu ke waktu terdiri dari berbagai jenis dan ukuran yang membedakan satu dengan lainnyal Berdasarkan jenisnya, kabel terbagi menjadi 3 yakni kabel tembaga (copper), kabel koaksial, dan kabel serat optik.





BAB III. PRINSIP KERJA RANGKAIAN
Pada alat ini, saya menggunakan sirine  tiga suara sebagai  alat untuk pemberitahu banjir sebelum mencapai ketinggian tertentu sehingga sebelum air masuk ke rumah masih ada waktu untuk menyelamatkan barang-barang yang rusak jika terkena air.
Alat ini diletakkan di tempat yang lebih rendah dari lantai rumah atau di gantung dengan ketinggian tertentu. Cara kerjanya adalah saat air mencapai ketinggian yang  tertentu atau sudah mulai menyentuh bola pimpong dan mengangkatnya sehingga kabel yang di rancang sedemikian rupa seperti sebuah saklar akan bersentuhan sehingga arus mengalir dalam rangkaian sirine dan sirene megeluarkan suara tanda adanya banjir.
            Sehingga setiap orang yang mendengar suara dari sirene bisa langsung mengetahui akan adanya banjir. Suara keluaran dari sirene memang sangat khas untuk situasi dan kondisi darurat.
            Prinsip kerja alat ini  masih sangat sederhana. Hal ini karena masih keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya, jadi saya hanya menggunakan alat dan bahan yang seadanya saja. Sebenarnya sudah banyak sirene banjir yang sudah dibuat dengan teknologi yang canggih. Teknologi yang digunakan saat ini adalah dengan menggunakan sensor sebagai pendeteksi air.
            Prinsip kerja alat ini adalah sederhana dengan memanfaatkan gejala fisika sedderhana, yaitu benda yang memiliki rongga udara seperti bola pimpong akan mengapung dalam air dan jika dua kutub antara kutub negatif dan kutub positif sumber arus bersentuhan maka akan mengalirkan arus listrik.
            Pada saat bola pimpong belum terangkat, rangkai masih dalam kondisi rangkaian terbuka dimana saklar sederhana yang terbuatdari bola pimpong masih dalam posisi off. Setelah bola pimpong terangkat dan kabel terhubungn maka arus akan mengalir dalam rangkaian dan alarm berbunyi atau dengan kata lain sklar dalam posisi on.





BAB IV. PEMBUATAN ALAT
4.1      ALAT
1.     Solder
Solder yang digunakan adalah solder dengan tegangan 220v dan 40w. Solder digunakan untuk melebur timah yang berfungsi untuk melekatkan komponen di papan rangkaian tercetak.

2.     Alat Hisap
Alat ini digunakan untuk menarik kembali timah yang melekat pada papa rangkain untuk melepaskan komponen jika terjadi kesalahan pemasangan atau mengganti komponen yang rusak.

3.     Tang Potong
Alat ini digunakan untuk memotong sisa kaki-kaki komponen pada bagian  belakang papan rangkaian. Tang ini juga digunakan untuk memotong kabel dan masih banyak fungsi lainnya.




4.2      BAHAN
1.     Resistor
Resistor  yang digunakan dalam rangkaian ada 8 resistor dengan besar hambatan masing-masing:
1.      R1 :100 ohm        
2.      R2 :470 ohm
3.      R3 :2K2 ohm
4.      R4 :1K8 ohm
5.      R5 :18K ohm
6.      R6 :10K ohm
7.      R7 :4K7 ohm
8.      R8 :820 ohm

Gbr: resistor




2.     Trimpot (trimmer potensio)
Trimpot yang digunakan dalam rangkaian adalah trimpot dengan ukuran 220 ohm. Trimpot dalam rangkaian berfungsi sebagai pengatur kecepatan suara sirrne.


Gbr: trimpot

3.     Kapasitor

Kapasitor yang digunakan dalam rangkaian sirine ini ada 8 buah.


4.     Transistor
Transistor yang digunakan dalam rangkaian ini ada 5 buah.



5.     Dioda
Dioda yang digunakan dalam rangkaian ini ada 3 buah dengan satu dioda cahaya atau LED.


6.     Speaker
Speaker yang digunakan dalam rangkaian adalah speaker denga ukuran 8 ohm.
7.     Switch
Switch dalam rangkaian berfungsi untuk menganti jenis suara sirene.

8.     PCB( printed circuit board)




9.     Baterai
Baterai yang digunakan dalam rangkaian adalah baterai dengan keluaran 9volt.
10.            Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghantar arus listrik. Kabel terbuat dari kawat tembaga yang di bungkus dalam karet. Kabel ada yang berbentul kawat tembaga tunggal dan ada yang serabut.



11.            Balok Kayu
Kayu disini digunakan sebagai penopang dan sebagai tempat untuk melekatkan rangkaian.

12.            Bola pimpong dan Pipa
Bola pimpong digunakan sebagai pengapung atau berfungsi mengangkat pipa jika tersentuh air. Dengan kata lain bola pimpong dan pipa berfungsi sebagai saklar.
13.            Timah Solder

4.3      MERANGKAI ALAT
            Pertama adalah merangkai setiap komponen-komponen atau merakit komponen dengan papan sirkuit tercetak. Setelah semua komponen selesai dirangkai, kemudian menghubungkan rangkaian dengan speaker, kemudian menguji cobanya dengan baterai 9 volt.
Gbr: rangkaian sirine yang sudah selesai dirakit
Gbr: uji coba rangkaian setelah selesai di rangkai.

Setelah rangkaian berhasil atau rangkaian sudah hidup (menghasilkan suara), kemudian merangkai alat sebagai alarm banjir dengan cara membuat saklar manual dengan bantuan bola pimpong dan pipa kecil.







BAB V. PENGUJIAN ALAT
Setelah alat siap dirangkai secara keseluruhan, maka alat di uji coba apakah sudah ssuai dengan yang diharapkan. Alat dicoba di dalam bak mandi dengan cara mengosongkan bak kemudian memasukkan alat. Setelah alat siap untuk diuji coba, kemudian bak tersebut di isi mdengan air secara perlahan hingga bola pimpong terangkat dan sirine berbunyi.
Jika alat masih berfungsi dengan baik, kemungkinan kesalahan adalah pada saklar sederhana yang terbuat dari bola pimpong dan pipa kecil. Ini bisa diatasi dengan cara melicinkan sumbu putar pipa dengan mengolesknn pelumas ataupun minyak goreng. Kemungkinan lain adalah baterai yang sudah habis karena baterai hanya memiliki daya yang kecil dan cepat  habis. Padahal saat pengujian baterai selalu digunakan. Hal ini bisa diatasi dengan menggunakan trafo step down yang terdapat pada chager handphone saat pengujian.




BAB VI. PENUTUP
VI.I.  Kesimpulan
Alat sederhana “sirine banjir” ini adalah alat pemberi tahu banjir sebelum mencapai ketinggian tertentu. Alat ini hanya bisa digunakan dalam radius yang relatif kecil yaitu hanya sekitar radius 50 meter karena alat ini hanya menggunakan speaker 8 ohm dan hanya menggunakan sumber tegangan yang relatif kecil yaitu 9volt.
Alat ini bisa dimanfaatkan hanya untuk satu rumah saja. Alat ini cocoknya diletakkan diteras rumah yang biasanya lebih rendah dari lantai ruang dalam rumah ataupun di tempat yang relatif rendah dari lantai rumah.
Dengan adanya alat ini diharapkan bisa mengurangi kerugian akibat banjir. Karena biasanya banjir terjadi pada saat malam hari, banyak warga yang tidak mengetahui air sudah memasuki rumah karena masih dalam keadaan tertidur. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat sebagai alat untuk membangunkan dari tidur karena sirene ini menggunakan suara yang khas sebagai suara pembertitahu saat kondisi darurat. Sehingga diharapkan setelah mendengar suara dari sirene ini, orang yang mendengar atau yang menggunakan alat ini masih punya waktu untuk menyelamatkan barang-barang yang  bisa rusak jika terkena air.

VI.II. Saran
Alat ini sebaiknya digunakan di rumah atau di tempat yang bisa kemungkinan terjadi banjir saat hujan deras. Alat ini diletakkan di tempat yang terbuka dan bisa dijangkau air dalam jumlah yang banyak sehingga alat ini bisa berfungsi dengan maksimal.
Alat ini juga bisa digunakan di dalam bak mandi sebagai alat pemberitahu air di bak sudah penuh. Proses kerjanya sama dengan proses kerja sebagai alarm banjir.







DAFTAR PUSTAKA
Juliani, Rita .2011.Rangkaian listrik. Medan : FMIPA          UNIMED
Sears F. W.Zemansky, M.W.and Young,H.D. 1987. Fisika universitas. Jakarta :     Erlangga
Tim rangkain listrik.2011. Penuntun praktikum          rangkaian listrik. Medan: FMIPA      UNIMED
http//.rangkaian listrik.com




RIWAYAT PENULIS
Rikardo Situmorang dilahirkan di Pulau Samosir pada tanggal 19 Oktober 1991. Pada tahun 1998memulai sekolahnya di SD Inpres 174595 Pangaloan, kenudian melanjutkan pendidikannya di SMP N 1 Nainggolan dan setelah tamat dari sana beliau kemudian melanjut ke SMA Budi Murni 2 Medan dan lulus pada tahun 2010 dari jurusan IPA.
Beliau yang masih aktif kuliah di Universitas Negeri Medan ini menulis buku pertamanya dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang dibebankan kepada beliau.